Dalam rangka merayakan ulang tahun Wadezig! yang ke-14, bulan lalu kami mengadakan kontes logo bertajuk Logo Loco. Responnya sangat luar biasa. Tercatat kami menerima hampir 500 karya yang dikirim oleh teman-teman dari berbagai daerah dan berbagai kalangan. Dari 500 karya yang masuk, kami ciutkan menjadi 50 karya pilihan, lalu 10 terbaik, dan akhirnya 5 karya terbaik yang terdiri dari 1 karya pemenang, dan 4 karya favorit. Cerita selengkapnya bisa dibaca di sini.
Kontes Logo Loco ini sebenarnya bukan yang pertama diadakan. Tahun 2013 adalah pertama kalinya kami memperkenalkan kontes ini. Saat itu, berdasarkan keputusan dewan juri yang terdiri dari saya sendiri sebagai Creative Director di Wadezig!, The Yellow Dino, dan Stereoflow, pemenangnya adalah Paskalis Kunang. Bagi yang belum tahu, Paskalis Kunang ini kemudian dikenal sebagai Kumkum, salah satu personil dari MUTE, street art crew yang bergabung menjadi keluarga WDZG! Familia.
Tahun ini penjurian Logo Loco dipimpin oleh saya sendiri dibantu oleh WDZG! Creative Department yang isinya selain graphic designers, juga merupakan graffitti writers dan street artists. Dan seperti yang sudah diumumkan, melalui serangkaian diskusi yang sangat alot akhirnya kami memilih karya dari Faisal Fadhillah sebagai pemenangnya.
Hasil pengumuman pemenang ini ditanggapi positif oleh Crowds. Sebagian besar setuju dengan pilihan kami. Tapi selain itu, banyak juga Crowds yang bertanya, apa sih kriteria penjurian kontes ini?
Untuk menjawab pertanyaan itu, saya merasa perlu membahas secara singkat sejarah logo Wadezig! yang menjadi materi utama kontes ini.
Logo ini kami namai Twisty Logo. Pertama kali diperkenalkan pada November 2007 untuk menggantikan logo Wadezig! yang lama. Salah satu alasannya, karena kami ingin brand ini diwakili oleh logo yang benar-benar didesain dengan baik dan benar. Baik dan benar yang saya maksud di sini adalah logo yang secara teknis maupun secara konsep bisa dipertanggungjawabkan.
Secara teknis, Twisty logo ini dibangun oleh empat lingkaran yang saling mengiris. Penjelasan visualnya bisa dilihat pada diagram di bawah ini. Empat lingkaran yang saling mengiris itu dibentuk sedemikian rupa dengan bantuan golden ratio, di mana terdapat jarak X, jarak Y, dan kelipatannya masing-masing. Saya tidak akan membahas lebih mendalam tentang golden ratio, karena ada banyak sekali situs yang membahasnya dengan lebih baik, salah satunya bisa dimulai di sini.
Dengan perhitungan matematis yang tepat, keempat lingkaran tadi bisa dibentuk menjadi simbol tali yang saling melilit. Selain itu, jika diperhatikan lebih seksama, terlihat huruf W bolak-balik saling menindih.
Dari penjelasan teknis tadi, kebanyakan orang bisa langsung menebak konsep logo tersebut. Karena memang logo ini diciptakan untuk memiliki konsep yang eksplisit atau harfiah, sesuai dengan attitude brand-nya yang lugas dan terang-terangan. Tali yang saling mengikat itu tentunya melambangkan kesolidan, kerjasama yang kuat, dan tanpa akhir. Selain itu twisted rope atau tali yang melilit ini juga merupakan perlambang sesuatu yang keras, kuat, dan kasar. Huruf W sudah pasti inisial brand.
Kalaupun ada yang agak implisit, adalah empat lingkaran itu. Tiga lingkaran mewakili ketiga pendiri, sedangkan satu lagi mewakili dunia. Merangkaikan diri bersama bumi untuk menciptakan harmonisasi ikatan yang kuat dan kekal abadi.
Ya kira-kira seperti itulah.
Anyway, Balik lagi ke Logo Loco. Sama seperti proses penciptaan Twisty logo, proses penjurian Logo Loco juga melalui proses yang panjang. Hal yang dinilai secara garis besar adalah teknik, dan konsep atau cerita. Teknik dan konsep ini tentunya teknik dan konsep yang selaras dengan Twisty logo yang sudah saya paparkan di atas tadi; tentang jejeran lingkaran yang membentuk tali yang saling mengikat.
Logo yang dibuat dengan teknik tingkat tinggi dan skill yang luar biasa, tidak akan ada artinya jika tidak memiliki konsep atau cerita yang menarik. Begitu juga sebaliknya. Makanya yang menjadi pilihan kami adalah karya-karya yang menyatukan kedua unsur tersebut secara harmonis. Makanya juga, karya-karya yang hanya menampilkan ilustrasi yang di-masking menggunakan template Twisty logo, kemungkinan besar akan gugur dalam proses penjurian.
Salah satu contoh karya yang kami sukai adalah logo Sneakers, karya Afrian Wiguna. Kalau logo aslinya menyusun lingkaran-lingkaran untuk membentuk simbol, maka Afrian dengan cerdiknya mengganti lingkaran tersebut dengan sepatu. Katanya, itu merupakan perlambang dari perjalanan panjang yang sudah dan akan dilalui.
Contoh lainnya adalah Kasur karya Umar Muda Burhani. Karya ini menampilkan kasur lama yang sangat ikonik sekali. Saking ikonik dan legendarisnya, hanya dengan melihatnya sekilas, bayangan kita langsung terbawa ke masa lalu. Sederhana, namun cerdas dan menggelitik.
Secara garis besar, semua karya yang masuk adalah karya-karya terbaik. Banyak sekali ide-ide baru yang membuat kami berdecak kagum. Tapi karena ini adalah kontes yang harus ada pemenangnya, maka kami memilih yang terbaik dari yang terbaik.
Sesuai dengan visi Wadezig! sejak awal yang berkomitmen untuk menjadi wadah berkreasi dan saling belajar, semoga ajang ini memberikan ilmu baru yang baik dan berguna bagi kita semua. Sampai jumpa di Logo Loco edisi berikutnya!
– Ing / WDZG!